Tuesday 16 January 2018

Makalah Profil Lingkungan / Kring Katolik

Makalah Profil Lingkungan / Kring Katolik


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Gereja Katolik adalah sebuah perhimpunan atau komunitas ibadah pemeluk agama katolik. Dalam Gereja Katolik dikenal dengan istilah Paroki yaitu komunitas kaum beriman yang dibentuk secara tetap dengan batas-batas territorial tertentu. Di dalam setiap paroki secara hirarki memiliki wilayah-wilayah dan setiap wilayah memiliki lingkungan-lingkungan di mana disetiap lingkungan merupakan perhimpunan dari keluarga-keluarga Katolik. 
Salah satu kekhasan Gereja Katolik Indonesia adalah adanya sistem lingkungan/ kring/stasi dalam pelayanan pastoral parokial-teritorial yang memungkinkan semakin banyak kaum beriman awam terlibat dalam pengembangan Gereja seperti yang diharapkan oleh Konsili Vatikan II (lih. AA 10, AA 24, AG 21). Dan yang menarik, cikal-bakal lingkungan ini ternyata sudah ada jauh sebelum Konsili Vatikan II, bahkan sebelum Perang Dunia II. Pada masa itu para imam Jawa, yakni Rm. Hardjo Suwondo,SJ dan Rm. Sugiyo Pranoto,SJ, merintis sistem kring di paroki-paroki Wedi-Klaten, Ganjuran, dan Bintaran (lih. JWM Huub Boelaars, OFM Cap dalam Indonesianisasi: Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia, Kanisius, 2005, hlm. 353). Bahkan para pamong kring ini berperan sebagai gembala bagi umat kringnya, dimana mereka dipercaya untuk memimpin ibadat-ibadat, mengajar calon baptis, juga membimbing umat yang mengalami kesulitan.
Dalam perkembangan waktu, sistem “bapak pamong kring” ini kemudian berkembang menjadi sistem lingkungan yang kemudian juga dimasukkan dalam struktur dewan pastoral paroki. Dalam semangat kepemimpinan partisipatoris, “salib pelayanan” umat di lingkungan tidak lagi “dibebankan” pada pundak ketua lingkungan  saja, tetapi menjadi tanggung jawab para pengurus lingkungan. Keterlibatan para pengurus lingkungan sungguh membantu dan melipatgandakan tenaga dan perhatian pastoral Pastor Paroki. Dan menarik untuk dicermati, “sekolah pelayanan dan kerjasama” para pengurus lingkungan ini sekaligus merupakan salah satu wahana dan peluang untuk mempersiapkan kader-kader pengurus Dewan pastoral paroki.
Paroki Ratu Damai Teluk Betung, Bandar lampung adalah salah satu dari puluhan paroki di keuskupan tanjung karang. Paroki ini berdiri sekitar tahun 1949. Paroki ini juga memiliki banyak kring / lingkungan, diantaranya Lingkungan Paulus, Bunda, Yakobus, Petrus, Kristoforus, Yohanes, Ursula, Maria, Yoseph, dan Ignatius. Tujuan umum dari pada system lingkungan adalah untuk memperkokoh keimanan akan Yesus Kristus  dan meningkatkan kerukunan / keakraban antar  umat Katolik di setiap lingkungan.



1.2. Rumusan Masalah 
Profil :
Sejarah dan Lokasi Lingkungan 
Visi dan Misi 
Pola Hubungan Antar Warga 
Kepengurusan Lingkungan 
Sasaran, Jumlah Umat, dan Potensi
Kelebihan dan Kendala
Santo Pelindung Lingkungan : 
Biografi Singkat 
1.3 Tujuan
Untuk dapat lebih mengenal lingkungan – lingkungan di pelbagai paroki di Lampung.
Dan sebagai tugas mata kuliah Agama Katolik.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Profil 
2.1.1 Sejarah dan Lokasi 
Komunitas Lingkungan St.Yohanes berdiri pada tahun 2001. Lingkungan St.Yohanes adalah pemekaran dari pada Lingkungan St.Petrus yang cakupannya dari kelurahan Pesawahan sampai Teluk Betung Selatan. 
Lokasi Lingkungan St.Yohanes mencakup 2 kecamatan, yaitu : 
1. Teluk Betung Timur
Batas wilayah
Utara : Kecamatan Teluk Betung Barat dan Kecamatan Teluk Betung Selatan
Selatan : Kabupaten Pesawaran
Barat : Kabupaten Pesawaran
Timur : Teluk Lampung
Kelurahan
Kecamatan Teluk Betung Timur terdiri atas 6 kelurahan, antara lain:
Kota Karang, dengan kode pos 35231
Kota Karang Raya, dengan kode pos 35231
Perwata, dengan kode pos 35237
Keteguhan, dengan kode pos 35235
Sukamaju, dengan kode pos 35236
Way Tataan, dengan kode pos 35236

2. Teluk Betung Barat
Batas wilayah
Utara : Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Tanjung Karang Barat
Selatan : Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Teluk Betung Timur
Barat    : Kabupaten Pesawaran
Timur : Kecamatan Teluk Betung Selatan

Kelurahan
Bakung, dengan kode pos 35238
Batu Putuk, dengan kode pos 35239
Kuripan, dengan kode pos 35232
Negeri Olok Gading, dengan kode pos 35233
Sukarame II, dengan kode pos 35234

2.1.2 Visi dan Misi 
Visi Lingkungan : 
Menjadi Lingkungan yang tertata dalam reksa pastoral , terbina dalam iman yang semakin mendalam dan tangguh untuk bersama Yesus Kristus Penebus menghadirkan kerajaan Allah secara signifikan dan relevan bagi warga Gereja dan masyarakat
Misi Lingkungan :
Meningkatkan pemahaman yang benar dan tepat akan kekatolikan kepada umat lingkungan.
Meningkatkan kerukunan antar umat di lingkungan maupun di luar lingkungan.
Membangun fondasi Kristus dalam diri setiap umat dan menjadikan-Nya sebagai keyakinan, jalan hidup, dan jalan keselamatan.

2.1.3 Pola Hubungan Antar Warga 
Pola hubungan antar warga di Lingkungan St,Yohanes sangat baik dalam hal koordinasi dan kerja sama. Hubungan yang sangat baik tersebut direalisasikan dalam kegiatan ibadat lingkungan ( yang dilakukan di setiap hari Kamis jam 19.30 – selesai ), acara natal bersama ( dilakukan setiap 3 tahun ), arisan bapak-bapak dan ibu-ibu ( masing-masing setiap 1 bulan ), kunjungan ke lapas, kegiatan bakti sosial, ziarah ke goa maria La Verna Pringsewu, kegiatan donor darah bersama di Gereja Ratu Damai, ibadat arwah, misa arwah jika ada yang meninggal, kunjungan orang sakit, dll.

2.1.4 Kepengurusan Lingkungan 
Ketua lingkungan dari awal sampai dengan tahun 2017 berturut-turut sebagai berikut :
1. 2001-2003 --- Mulyadi
2. 2003-2006 --- Toni Mulyadi
3. 2006-2009 --- Heru Listianto 
4. 2009-2012 --- Victorius Djumadi Assik 
5. 2012-2015 --- Benediktus Bambang Hermawan 
6. 2015-sekarang --- Benediktus Bambang Hermawan 

Pengurus lingkungan pada periode 2015-2018 selengkapnya sebagai berikut :
Ketua : Benediktus Bambang Hermawan
Wakil Ketua : Yehezkiel Lie Kui Kiun
Sekretaris : Yosep Enggar Nusantara
Bendahara : Vinsensius Palotti Hendrik
Tim Kerja :
Seksi Liturgi :
Maria Kris Pujaningwang
Caroline Sembiring 

Seksi Kematian :
Toni Mulyadi 
Jeremias Sitohang 

Seksi Muda-Mudi Lingkungan :
Eva Sihotang 

Seksi Koor : 
Maria Kris Pujaningwang 

Seksi Sosial :
Victorius Djumadi Assik
Yosep Enggar Nusantara 
Yustina 
Friska Lina Sinaga

Seksi Parkir :
Leder Leo Sinurat 

Seksi Ibu-Ibu :
Friska Lina Sinaga ( Ketua )
Paulina ( Wakil Ketua )
Eli Hengki ( Bendahara )

Seksi Tata Laksana :
Benediktus Bambang Hermawan 

Penasehat :
Al. Suryanto
Victorius Djumadi Assik 

2.1.5 Sasaran, Jumlah Umat, dan Potensi 
Sasaran : Semua Umat Katholik di 2 kecamatan, yaitu Teluk Betung Barat dan Teluk Betung Timur.
Jumlah Umat : Ada sekitar 550-600 orang dalam 150 KK.
Potensi : 
Pewartaan injil / Kerajaan Allah / Karya Keselamatan Yesus Kristus 
Pemberdayaan keimanan umat
Peningkatan keimanan umat 

2.1.6 Kelebihan dan Kendala 
Kelebihan : 
Rasa kekeluargaan, persaudaraan yang akrab dan kompak.
Multi Etnis / Suku : Tionghoa Indonesia, Batak, Jawa, Ambon, dll.
Merupakan lingkungan yang aktif di pelbagai kegiatan gereja termasuk dalam hal pengurusan Paroki Ratu Damai. 

Kendala yang dihadapi, yaitu :
Masih banyak anggota yang kurang aktif misalnya dalam kegiatan latihan koor, dll.

2.2 Santo Pelindung Lingkungan 
Nama : Santo Yohanes Rasul
Perayaan : 27 Desember
Lahir : Hidup abad pertama
Kota asal : Galilea - Israel
Wilayah karya : Galilea, Yerusalem, Efesus, Asia Kecil
Wafat : Sekitar tahun 100, di Efesus (Sekarang Turki)
Sebuah Basilika yang indah pernah dibangun diatas makamnya di Efesus oleh kaisar Justinian I pada abad ke-6; Basilika tersebut saat ini hanya tinggal reruntuhan.

Kanonisasi : Pre-Congregation
St. Yohanes adalah seorang nelayan di Galilea. Ia, bersama dengan St. Yakobus saudaranya, dipanggil untuk menjadi rasul Kristus. Yesus memberi julukan “anak-anak guruh” kepada kedua putera Zebedeus ini.
St. Yohanes adalah rasul yang termuda. Ia amat dikasihi oleh Yesus, dan iapun amat mengenali Yesus Sang Guru. Pada perjamuan malam terakhir, Yohanes diperbolehkan menyandarkan kepalanya didada Yesus. Yohanes juga satu-satunya rasul yang berdiri di kaki salib sementara yang lain melarikan diri. Yesus yang sedang menghadapi ajal menyerahkan pemeliharaan Bunda-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya ini. Sambil memandang Bunda Maria, Ia berkata, “Inilah ibumu.” (Yoh 19:26-27). Jadi, hingga akhir hidupnya di dunia, Bunda Maria tinggal bersama St.Yohanes. Hanya Yohanes seorang yang memperoleh hak istimewa untuk menghormati serta melayani Bunda Allah yang tanpa noda.
Pada hari Paskah, pagi-pagi sekali, Maria Magdalena dan beberapa wanita membawa rempah-rempah menuju ke makam Yesus untuk meminyaki Tubuh-Nya. Mereka kembali dengan berlari-lari kepada para rasul untuk menyampaikan suatu berita yang mengejutkan. Tubuh Yesus telah hilang dari makam. Petrus dan Yohanes pergi untuk menyelidiki hal itu. Hati Yohanes yang bergetar hebat membuat ia berlari dengan sangat cepat dan tiba terlebih dahulu, tetapi karena ia menghormati Petrus; ia tidak mau mendahului Petrus untuk masuk kedalam kubur.  Walau ia merupakan murid yang paling dikasihi Yesus; tapi Yohanes adalah orang yang sangat rendah hati.  Ia masih menunggu sampai Petrus datang dan masuk ke dalam makam terlebih dahulu. Baru sesudahnya, ia masuk dan melihat kain kafan yang telah tergulung rapi.
Kemudian, dalam minggu itu juga, para murid sedang memancing di Danau Tiberias tanpa hasil. Seseorang yang berdiri di pantai mengatakan kepada mereka untuk menebarkan jala mereka ke sisi lain perahu. Ketika mereka menarik jala mereka kembali, jala itu penuh dengan ikan-ikan besar. Yohanes adalah orang pertama yang mengenali siapa Orang itu. Tapi dengan kerendahan hati yang luar biasa ia terlebih dahulu mendekati Petrus dan berkata, “Itu Tuhan!”.  Petrus si Batu Karang segera saja terjun ke Danau dan berenang ke Pantai menuju Tuhan; sedangkan Yohanes dan para Rasul yang lain tetap datang dengan perahu. (Yoh 21:1-14)
Kedekatan St.Yohanes dengan Yesus tercermin dalam pertanyaan Petrus ini :
"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini..?"  (yoh 21:21).
Saat itu Yesus menjawab :
"Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau : ikutilah Aku". 
Pernyataan Yesus ini membuat para rasul yang lain sempat berpikir kalau Yohanes tidak akan mati. 
Dengan turunnya Roh Kudus, para rasul penuh dengan keberanian baru.  Mereka mengadakan banyak mijizat dalam nama Yesus. Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh dalam Nama Yesus. Setelah jemaat perdana di Yerusalem terbentuk, Para Rasul kemudian terus berkarya dan mewartakan kabar gembira ini kesegala penjuru dunia.
Yohanes hidup hampir seabad lamanya. Walau Ia tidak wafat sebagai seorang martir,  tetapi sungguh ia menjalani hidup yang penuh penderitaan. (Tradisi lain menyatakan bahwa Rasul Yohanes mati sebagai martir; tapi tradisi ini kurang diterima karena tidak mampu menyebutkan dimana tempat kemartiran Rasul Yohanes).  Yohanes mewartakan Injil dan menjadi Uskup di kota Efesus. Dimana menurut tradisi Yohanes kemudian menulis Injil keempat, tiga buah surat Gembala dan Kitab terakhir dari Perjanjian Baru : kitab Wahyu.
Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ketika ia tidak lagi dapat berkhotbah, para muridnya tetap dengan setia membawanya ketengah jemaat. Pesannya yang terakhir sangat sederhana;  “Anak-anakku, kasihilah seorang akan yang lain.”  St.Yohanes wafat di Efesus sekitar tahun 101.
Mujizat
Banyak kisah-kisah mujizat yang menurut tradisi diadakan oleh Rasul Yohanes. Sebagian mungkin hanyalah "mitos".  Beberapa diantaranya : 
1. Ketika Yohanes sedang dalam perjalanan untuk berkhotbah di Asia, kapalnya rusak dalam badai, semua orang berhasil menyelamatkan diri ke pantai, kecuali Yohanes. Yohanes kemudian dinyatakan meninggal. Tapi dua minggu kemudian gelombang laut melemparkan Yohanes ke pantai dan jatuh didekat kaki Prochoros salah seorang muridnya; dalam keadaan hidup.
2. Ketika Yohanes mengatakan penyembahan berhala adalah pekerjaan iblis, para pemuja dewi Artemis melemparinya dengan batu.  Batu-batu yang dilemparkan mental dan mengenai para pelempar.
3. Yohanes berdoa di sebuah kuil Artemis, lalu turunlah api dari langit yang membakar 200 orang yang sedang menyembah berhala itu. Ketika sebagian  orang yang tersisa memohon belas kasihan, ia membangkitkan kembali 200 orang yang sudah mati. Mereka semua kemudian bertobat dan dibaptis.
4. Mengusir setan yang sudah berdiam dalam  sebuah kuil pagan selama 249 tahun.
5. Dalam sebuah pelayaran, persediaan air diatas kapal habis. Yohanes kemudian mengubah air laut menjadi air tawar untuk diminum.
6. Seorang pesulap bernama Ceonops, berpura-pura dapat menghidupkan kembali tiga orang yang sudah meninggal.  Tiga "Orang"  mati tersebut sebenarnya adalah iblis yang bersekutu dengan pesulap tersebut.  Melalui doa, Santo Yohanes mengagalkan tipu muslihat penyihir itu dan setan-setan sekutunya lari menghilang.
7. Sekali setahun makamnya menyebarkan  aroma harum yang dapat menyembuhkan orang sakit.
Masa tua Yohanes
Yohanes digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih lanjut, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah di goreng hidup-hidup, ia masih bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dah diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara. Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu dari Allah sehingga ia bisa menulis kitab Wahyu. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa (sekarang di wilayah Turki). Ia adalah satu-satunya Rasul yang mencapai usia lanjut dan meninggal dengan tenang.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gereja Katolik adalah sebuah perhimpunan atau komunitas ibadah pemeluk agama katolik. Dalam Gereja Katolik dikenal dengan istilah Paroki yaitu komunitas kaum beriman yang dibentuk secara tetap dengan batas-batas territorial tertentu. Di dalam setiap paroki secara hirarki memiliki wilayah-wilayah dan setiap wilayah memiliki lingkungan-lingkungan di mana disetiap lingkungan merupakan perhimpunan dari keluarga-keluarga Katolik. 
Sistem lingkungan kemudian juga dimasukkan dalam struktur dewan pastoral paroki. Dalam semangat kepemimpinan partisipatoris, “salib pelayanan” umat di lingkungan tidak lagi “dibebankan” pada pundak ketua lingkungan  saja, tetapi menjadi tanggung jawab para pengurus lingkungan. Keterlibatan para pengurus lingkungan sungguh membantu dan melipatgandakan tenaga dan perhatian pastoral Pastor Paroki. Tujuan umum dari pada sistem lingkungan adalah untuk memperkokoh keimanan akan Yesus Kristus  dan meningkatkan kerukunan / keakraban antar  umat Katolik di setiap lingkungan.
3.2 Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun ke arah kebaikan demi kelancaran dan kesempurnaan penulisan ini.





 




   

No comments:

Post a Comment