Tuesday 16 January 2018

Cinta Kasih Adalah Landasan Hidup Bermasyarakat (Versi Agama Katolik)

TUGAS AGAMA KATHOLIK :

Cinta Kasih Adalah Landasan Hidup Bermasyarakat



Konsili Vatikan II dalam Nostra Aetate mengatakan demikian :
Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci di dalam agama-agama ini. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya.

Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan asas moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka.”
Dalam ajaran gereja Katolik kita diajarkan dengan dasar Cinta Kasih. Kita ditanamkan untuk saling mengasihi, menyanyangi, mencintai, saling tolong-menolong dengan antar umat beragama. Tidak hanya kita mencintai dan menyanyangi yang sama dengan agama yang kita anut. Tuhan menciptakan kita dengan kesempurnaan yang sudah direncanakan Tuhan dengan baik. Kita sebagai umatnya harus bisa menjaga apa yang sudah Tuhan ciptakan untuk kita syukuri. Tuhan mengajarkan kita untuk saling bersaudara baik yang kaya,miskin,berkulit hitam,berkulit putih,beda ras dan beda suku.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling mulia dibandingkan ciptaan Tuhan yang lainnya. Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan akal budi yang baik. Tuhan menciptakan manusia di Bumi tidak akan ada yang sama persis rupanya maupun sifatnya. Meskipun Tuhan menciptakan bayi kembar untuk lahir dibumi mungkin sekilas serupa namun mereka tetap memiliki perbedaan sifat tidak mungkin sama persis. Tuhan menciptakan manusia dengan memiliki keunikan tersendiri disetiap diri manusia. Dari perbedaan manusia tersebut pasti banyak sekali pemikiran berbeda-beda.
Seharusnya karena perbedaan yang tercipta kita bisa mempersambungkan dengan tali persaudaran. Karena kita merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian.KIta juga butuh masih membutuhkan orang lain untuk saling membantu. (Kejadian 2:18) "Tidak baik,kalau manusia itu seorang diri. Aku akan menjadi penolong baginya, yamg sepadan dengan dia".Manusia juga membutuhkan ketenangan dalam hidup (perdamaian) memungkinkan untuk mengembankan dirinnya untuk lebih manusiawi dalam menjalain dan menjaga persaudaraan yang sejati. Untuk mewujudkan perdamaian membutuhkan kesadaran dari diri manusia, pengakuan dan penghormatan terhadap martabat dan hak secara manusiawi.Dengan penghormatan martabat dan hak dasar orang lain merupakan dasar untuk mewujudkan persaudaraan sejati. setiap orang diciptakan menurut gambar/rupa/citra Allah sendiri dengan seperti itu kita dapat mewujudkan
“Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian  1: 27)  Karena ia diciptakan menurut citra Allah, maka manusia menduduki tempat khusus dalam ciptaan. Manusia yang adalah citra Allah itu adalah laki-laki dan perempuan, yang dari kodratnya dia diciptakan satu dalam jiwa-badan, dan Allah menjadikannya sahabat-Nya.
Manusia diciptakan oleh Allah dengan memiliki martabat yang pribadi. Dimana manusia bisa mampu mengenal dirinya sendiri,mengabdikan diri untuk kebebasan hidup dan hidup dalam kebersaman dengan orang lain.Dimana ini hanya dimiliki manusia hal ini tidak dapat diberikan oleh makhluk lain selain manusia.

Ajaran Gereja Katolik 

Gereja melanjutkan anjaran Yesus yaitu untuk damai namun tidak sebatas damai secara fisik melainkan secara batiniah dimana manusia mengupayakan untuk situasi dirinya dan lingkungan hidup secara damai dan sejahtera.Perdamaian tercipta bila adanya kesadaran diri manusia, mengutamakan kebersamaan, tidak egois.Mampu mengendalikan setiap nafsunya dan saling menghormati dengan semua orang dengan landasan hukum cinta kasih.Bila kita sudah mengerti Katolik yang sebenarnya kita mampu memperdalam iman kita dan kita mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan oleh Tuhan di kehidupan sehari-hari. Dengan seperti itu kita dapat membangun hubungan yang sangat harmonis baik dengan Tuhan,sesama,alam semesta dan diri kita sendiri.


Kisah nyata persaudaran sejati antar umat Katolik dengan umat Muslin yang berada di Somohitan Turi-Sleman.Banyak dareah yang di Indonesia mengalami benturan antar umat beragama bahwa umat Kristiani dan umat Muslim tidak dapat membangun hidup bersama. Pernyataan ini tidak benar di buktikan di daerah Somohitan Turi-Sleman yang mayoritas penduduknya beragama Kristiani namun umat Muslim mampu hidup bersama dengan perbedaan ini. Apa faktor yang menyebabkan kedua perbedaan keyakinan ini menjalin persaudaran yang sejati ?

1. Nilai budaya : kekuatan yang menyatukan umat beragama dalam membangun persaudaraan.
Hidup harmoni masyarakat Somohitan terpelihara oleh Pitutur Luhur (nasihat yang luhur) para sesepuh yang telah menjadi nilai-nilai adat dan budaya local (local wisdom). Melihat  kekayaan ini, maka Tokoh Gereja dan Kiyai, Ustad, Ulama, dan masyarakat adat membangun sebuah Balai Budaya sebagai pusat interaksi.
2. Kemauan bersama untuk membangun persaudaraan
Gereja adalah miliki dan bagian dari masyarakat, masyarakat adalah miliki dan bagian dari Gereja”, atau secara filosofis dikatakan, “Aku adalah engkau, engkau adalah aku”.  Atas dasar paham inilah umat katolik membuka diri, keluar  dan menyatu dengan suka-duka kehidupan masyakarakat sekitarnya. Dengan seperti ini kita mampu mengembangkan kerja sama dengan masyarakat yang lain seperti kita bercocok tanam, kerjasama untuk memajukan peternakan seperti ini kita mampu bersama-sama memajukan tingkat ekonomi didesa tersebut.Semua warga baik umat Muslim dan umat Katolik mampu hidup dengan harmonis dan sejahtera karena kita mengalami komunikasi setiap hari dan membuat kita tidak terjadinya salah paham.
3.Membangun persaudaran dalam semangat gotong-royong 
Peristiwa lain adalah penanganan bencana alam bersama yang dilakukan oleh orang muda Katolik dan Orang Muda Islam. Pada waktu gempa bumi tahun 2006 orang muda Katolik dan Islam mendirikan posko bersama untuk membantu korban gempa. Gerakan bersama ini adalah gerakan kemanusiaan. Dalam peristiwa bencana alam seperti itu orang tidak melihat kami dari mana, beragama apa, tetapi siapa saja dapat tergerak oleh belas kasihan untuk membantu mereka yang menderita.Pengalaman ini semakin meningkatkan kerukunan beragama dan keharmonisan hidup bersama.

No comments:

Post a Comment