TUGAS
AGAMA KATHOLIK :
Cinta Kasih Adalah
Landasan Hidup Bermasyarakat
Konsili
Vatikan II dalam Nostra Aetate mengatakan demikian :
“Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci di dalam
agama-agama ini. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan
cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang
dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri,
tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua
orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus,
yakni “jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6); dalam Dia manusia menemukan
kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu
dengan diri-Nya.
Maka Gereja mendorong para puteranya,
supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan
para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta
perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan
rohani dan asas moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada
mereka.”
Dalam ajaran gereja Katolik kita
diajarkan dengan dasar Cinta Kasih. Kita ditanamkan untuk saling mengasihi,
menyanyangi, mencintai, saling tolong-menolong dengan antar umat beragama.
Tidak hanya kita mencintai dan menyanyangi yang sama dengan agama yang kita
anut. Tuhan menciptakan kita dengan kesempurnaan yang sudah direncanakan Tuhan
dengan baik. Kita sebagai umatnya harus bisa menjaga apa yang sudah Tuhan
ciptakan untuk kita syukuri. Tuhan mengajarkan kita untuk saling bersaudara
baik yang kaya,miskin,berkulit hitam,berkulit putih,beda ras dan beda suku.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan
yang paling mulia dibandingkan ciptaan Tuhan yang lainnya. Tuhan menciptakan
manusia dengan memberikan akal budi yang baik. Tuhan menciptakan manusia di
Bumi tidak akan ada yang sama persis rupanya maupun sifatnya. Meskipun Tuhan
menciptakan bayi kembar untuk lahir dibumi mungkin sekilas serupa namun mereka
tetap memiliki perbedaan sifat tidak mungkin sama persis. Tuhan menciptakan
manusia dengan memiliki keunikan tersendiri disetiap diri manusia. Dari
perbedaan manusia tersebut pasti banyak sekali pemikiran berbeda-beda.
Seharusnya karena perbedaan yang
tercipta kita bisa mempersambungkan dengan tali persaudaran. Karena kita
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian.KIta juga butuh masih
membutuhkan orang lain untuk saling membantu. (Kejadian
2:18) "Tidak baik,kalau manusia itu seorang diri. Aku akan menjadi
penolong baginya, yamg sepadan dengan dia".Manusia juga membutuhkan
ketenangan dalam hidup (perdamaian) memungkinkan untuk mengembankan dirinnya
untuk lebih manusiawi dalam menjalain dan menjaga persaudaraan yang sejati.
Untuk mewujudkan perdamaian membutuhkan kesadaran dari diri manusia, pengakuan
dan penghormatan terhadap martabat dan hak secara manusiawi.Dengan penghormatan
martabat dan hak dasar orang lain merupakan dasar untuk mewujudkan persaudaraan
sejati. setiap orang diciptakan menurut gambar/rupa/citra Allah sendiri dengan
seperti itu kita dapat mewujudkan
“Allah menciptakan manusia
menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1: 27) Karena ia
diciptakan menurut citra Allah, maka manusia menduduki tempat khusus dalam
ciptaan. Manusia yang adalah citra Allah itu adalah laki-laki dan perempuan,
yang dari kodratnya dia diciptakan satu dalam jiwa-badan, dan Allah
menjadikannya sahabat-Nya.
Manusia diciptakan oleh Allah
dengan memiliki martabat yang pribadi. Dimana manusia bisa mampu mengenal
dirinya sendiri,mengabdikan diri untuk kebebasan hidup dan hidup dalam
kebersaman dengan orang lain.Dimana ini hanya dimiliki manusia hal ini tidak
dapat diberikan oleh makhluk lain selain manusia.
Ajaran Gereja Katolik
Gereja melanjutkan anjaran Yesus
yaitu untuk damai namun tidak sebatas damai secara fisik melainkan secara
batiniah dimana manusia mengupayakan untuk situasi dirinya dan lingkungan hidup
secara damai dan sejahtera.Perdamaian tercipta bila adanya kesadaran diri manusia,
mengutamakan kebersamaan, tidak egois.Mampu mengendalikan setiap nafsunya dan
saling menghormati dengan semua orang dengan landasan hukum cinta kasih.Bila
kita sudah mengerti Katolik yang sebenarnya kita mampu memperdalam iman kita
dan kita mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan oleh Tuhan di kehidupan
sehari-hari. Dengan seperti itu kita dapat membangun hubungan yang sangat
harmonis baik dengan Tuhan,sesama,alam semesta dan diri kita sendiri.
Kisah nyata persaudaran sejati
antar umat Katolik dengan umat Muslin yang berada di Somohitan
Turi-Sleman.Banyak dareah yang di Indonesia mengalami benturan antar umat
beragama bahwa umat Kristiani dan umat Muslim tidak dapat membangun hidup
bersama. Pernyataan ini tidak benar di buktikan di daerah Somohitan Turi-Sleman
yang mayoritas penduduknya beragama Kristiani namun umat Muslim mampu hidup
bersama dengan perbedaan ini. Apa faktor yang menyebabkan kedua perbedaan
keyakinan ini menjalin persaudaran yang sejati ?
1.
Nilai budaya : kekuatan yang menyatukan umat beragama dalam membangun
persaudaraan.
Hidup harmoni masyarakat
Somohitan terpelihara oleh Pitutur Luhur (nasihat yang luhur) para sesepuh
yang telah menjadi nilai-nilai adat dan budaya local (local wisdom).
Melihat kekayaan ini, maka Tokoh Gereja dan Kiyai, Ustad, Ulama, dan
masyarakat adat membangun sebuah Balai Budaya sebagai pusat interaksi.
2.
Kemauan bersama untuk membangun persaudaraan
Gereja adalah miliki dan bagian
dari masyarakat, masyarakat adalah miliki dan bagian dari Gereja”, atau secara
filosofis dikatakan, “Aku adalah engkau, engkau adalah aku”. Atas
dasar paham inilah umat katolik membuka diri, keluar dan menyatu
dengan suka-duka kehidupan masyakarakat sekitarnya. Dengan seperti ini kita
mampu mengembangkan kerja sama dengan masyarakat yang lain seperti kita
bercocok tanam, kerjasama untuk memajukan peternakan seperti ini kita mampu
bersama-sama memajukan tingkat ekonomi didesa tersebut.Semua warga baik umat
Muslim dan umat Katolik mampu hidup dengan harmonis dan sejahtera karena kita mengalami
komunikasi setiap hari dan membuat kita tidak terjadinya salah paham.
3.Membangun
persaudaran dalam semangat gotong-royong
Peristiwa lain adalah penanganan
bencana alam bersama yang dilakukan oleh orang muda Katolik dan Orang Muda
Islam. Pada waktu gempa bumi tahun 2006 orang muda Katolik dan Islam mendirikan
posko bersama untuk membantu korban gempa. Gerakan bersama ini adalah gerakan
kemanusiaan. Dalam peristiwa bencana alam seperti itu orang tidak melihat kami
dari mana, beragama apa, tetapi siapa saja dapat tergerak oleh belas kasihan
untuk membantu mereka yang menderita.Pengalaman ini semakin meningkatkan
kerukunan beragama dan keharmonisan hidup bersama.
No comments:
Post a Comment