Tuesday 16 January 2018

Pemahaman Perkawinan Menurut Gereja Katolik

TUGAS AGAMA KATHOLIK :
Arti dan Makna Perkawinan

Pemahaman Perkawinan Menurut
Gereja Katolik 
Salah satu usaha menafsirkan
AJARAN GEREJA KATOLIK TENTANG PERKAWINAN 
Ada begitu banyak pasangan calon mempelai yang sudah lama ber­pacaran, namun seringkali mereka belum mempergunakan kesempatan pacaran itu untuk dapat mempersiapkan diri dalam membangun keluarga katolik. Salah satu hal yang sangat penting namun seringkali terlupakan adalah kurangnya/ tidak pernah dilaksanakan pengolahan pengalaman hidup untuk melangsungkan suatu pernikahan sesuai ajaran Gereja Katolik. Oleh karena itu pentinglah, dalam membaca uraian di bawah ini, pembaca menggali pengalaman pribadi, khususnya ketika mempersiapkan perkawinannya. Rumusan ini bisa membantu un­tuk menilai diri sendiri, apakah memang sudah siap (minimal) secara mental dan rohani untuk melangsungkan perkawinan.
Perkawinan adalah: 
Persekutuan Hidup - Antara Seorang Pria Dan Seorang Wanita - Yang Terjadi Karena Persetujuan Pribadi - Yang Tak Dapat Dita­rik Kembali - Dan Harus Diarahkan Kepada Saling Mencintai Sebagai Suami Isteri - Dan Kepada Pembangunan Keluarga - Dan Oleh Karenanya Menuntut Kesetiaan Yang Sempurna - Dan Tidak Mungkin Dibatalkan Lagi Oleh Siapapun, Kecuali Oleh Kematian. 

a. PERSEKUTUAN HIDUP 
Apa yang pertama-tama kelihatan pada perkawinan Katolik? Jawabnya adalah: Hidup bersama. Namun, hidup bersama itu masih berane­karagam isinya. Dalam perkawinan Katolik, hidup bersama itu mewujudkan persekutuan. Jadi, hidup bersama yang bersekutu. Bersekutu mengisyaratkan adanya semacam kontrak, semacam ikatan tertentu dengan sekutunya. Bersekutu mengandaikan juga kesediaan pribadi untuk melaksanakan persekutuan itu, dan untuk menjaga persekutuan itu. Ada kesediaan pribadi untuk mengikatkan diri kepada sekutunya, dan ada kesediaan pribadi untuk memperkembangkan ikatannya itu supaya menjadi semakin erat.
Ikatan ini tidak mengurangi kebebasannya. Justru ikatan itu mengisi kebebasan orang yang bersangkutan. Pertama-tama karena para calon mempelai memilih sendiri untuk bersekutu, dan bebas un­tuk memilih mau bersekutu dengan siapa, memilih untuk terikat dengan menggunakan kebebasan sepenuhnya; tetapi juga karena kebebasan itu hanya dapat terlaksana dalam melaksanakan pilihannya untuk bersekutu ini. Dengan kata lain boleh dikatakan bahwa persekutuan itu membuat orang sungguh-sungguh bebas karena dapat memperkem­bangkan kreatifitas dalam memelihara dan mengembangkan persekutuan itu; bukan dengan menghadapkan diri pada pilihan-pilihan yang baru lagi. Persekutuan yang dibangun itu menjadi tugas kehidupan yang harus dihayatinya.

b. SEORANG PRIA DENGAN SEORANG WANITA 
Penekanan pertama di sini adalah seorang dengan seorang: arti­nya orang seutuhnya dengan orang seutuhnya. Ini menggambarkan penerimaan terhadap satu pribadi seutuhnya. Yang diterima untuk bersekutu adalah pribadi, bukan kecantikan, kegantengan, kekayaan atau kepandaiannya saja. Ada beberapa catatan untuk penerimaan satu pribadi ini: Pertama, menerima pribadi itu berarti menerima juga seluruh latar belakang dan menerima seluruh masa depannya. Artinya, saya tidak dapat menerima pribadi itu hanya sebagai satu pribadi yang berdiri sendiri. Selalu, saya harus menerima juga orang tuanya, kakak dan adiknya, saudara-saudaranya, teman-teman­nya, bahkan juga bahwa dia pernah berpacaran atau bertunangan dengan si ini atau si itu. Lebih jauh lagi, saya juga harus meneri­ma segala sesuatu yang terjadi padanya di masa mendatang: syukur kalau ia menjadi semakin baik, tetapi juga kalau ia menjadi sema­kin buruk karena penyakit, karena ketuaan, karena halangan-halangan; saya masih tetap harus menerimanya. Yang ke dua, menerima pribadi berarti menerima dia apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kalau dipikir secara matematis: yang berseku­tu itu satu dengan satu; bukan 3/4 + 1/2, atau 1 + 6/8; lebih-le­bih lagi, bukan satu dengan satu setengah/satu seperempat/satu tiga perempat/apalagi dengan dua, tiga, dan seterusnya.
Dengan ungkapan lain lagi: Saya seutuhnya, mau mencintai dia seutuhnya/apa adanya. Ini berarti, saya mau menerima dia seutuh­nya, apa adanya; tetapi juga sekaligus saya mau menyerahkan diri seutuhnya kepadanya saja. Yang lain sudah tidak mendapat tempat lagi di hati saya, di pikiran saya. Hanya dia saja. Bahkan, anak-anakpun tidak boleh melebihi dia di hadapan saya, dalam pelayanan saya.
Penekanan ke dua pada seorang pria dengan seorang wanita.Yang ini kiranya cukup jelas. Hanya yang sungguh-sungguh pria dan yang sungguh-sungguh wanita yang dapat melaksanakan perkawinan secara katolik.

c. PERSETUJUAN PRIBADI 
Hidup bersekutu itu terjadi karena setuju secara pribadi. Yang harus setuju adalah yang akan menikah. Dan persetujuan itu dilakukan secara pribadi, tidak tergantung pada siapapun, bahkan juga pada pasangannya. Maka, rumusannya yang tepat adalah: “Saya setu­ju untuk melangsungkan pernikahan ini, tidak peduli orang lain setuju atau tidak, bahkan tidak peduli juga pasangan saya setuju atau tidak”.
“Lalu bagaimana kalau pasangan saya kurang atau bahkan tidak setuju?. Dia hanya pura-pura setuju”. Kalau demikian, bukankah pihak yang setuju dapat dirugikan? Ya, inilah resiko cinta sejati. Cinta sejati di sini berarti saya setuju untuk mengikatkan diri dengan pasangan, saya setuju untuk menyerahkan diri kepada pasangan, saya setuju untuk menjaminkan diri pada pasangan; juga kalau akhirnya persetujuan saya ini tidak ditanggapi dengan baik/sesuai dengan kehendak saya. Yang menjadi dasar pemahaman ini adalah karena setiap mempelai membawa cinta Kristus sendiri. Kristuspun tanpa syarat mengasihi kita, Kristus tanpa syarat menerima kita dan memberikan DiriNya bagi kita.

d. PERSETUJUAN PRIBADI YANG TAK DAPAT DITARIK KEMBALI
Persetujuan pribadi untuk bersekutu itu nilainya sama dengan sumpah/janji dan bersifat mengikat seumur hidup. Sebab persetujuan itu mengikutsertakan seluruh kehendak, pikiran, kemauan, pera­saan. Pokoknya seluruh kepribadian. Maka dinyatakan bahwa perse­tujuan itu tidak dapat ditarik kembali. Sebab, penarikan kembali pertama-tama berarti pengingkaran terhadap diri sendiri, penging­karan terhadap kebebasannya sendiri, pengingkaran terhadap cita-cita dan kehendaknya sendiri. Tetapi, kemudian, juga berarti bah­wa pribadinya sudah tidak menjadi utuh kembali.

e. DAN YANG DIARAHKAN 
Sebenarnya, pengalaman untuk membuat dan memelihara dan memper kembangkan persetujuan pribadi untuk bersekutu itu sudah harus dipupuk sejak masa pacaran Maka, ada banyak yang merasa bahwa persetujuan semacam itu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Pokok­nya sudah beres, begitu. Semua sudah siap. Namun, kenyataannya persetujuan yang terjadi pada masa pacaran belumlah memenuhi sya­rat perkawinan. Dan benarlah, persetujuan yang dibangun pada masa pacaran baiklah persetujuan sebagai pacar. Persetujuan yang dibangun pada masa tunangan, baiklah persetujuan sebagai tunangan. Baru, setelah menikah, persetujuan itu boleh menjadi persetujuan sebagai suami-isteri. Maka, Kita lihat, misalnya adanya pembatasan-pembatasan dalam berpacaran, menunjukkan bahwa persetujuan itu belum bisa dilaksanakan sepenuhnya. Secara lebih positif dapat dikatakan bahwa persetujuan semasa pacaran lebih diarahkan untuk dapat melaksanakan janji pada saat perkawinan. Supaya janji pada saat perkawinan sungguh berisi dan memberi jaminan bagi masa de­pan baik pribadi maupun pasangannya. Tiga kata ini juga dapat diartikan penegasan terhadap perkawi­nan sebagai awal dari kehidupan baru bagi kedua mempelai. Bagai­manapun oleh perubahan situasi manusia masih dapat berubah. Pene­gasan ini membantu para suami/isteri untuk melaksanakan isi persetujuan itu.

f. SALING MENCINTAI SEBAGAI SUAMI ISTERI 
Pengalaman menunjukkan bahwa calon mempelai biasanya bingung dengan ungkapan ini. Mereka merasa sudah saling mencintai, kok masih ditanya soal ini. Masalahnya, sering tidak disadari bahwa cinta itu bermacam-macam. Ada cinta sebagai saudara, ada cinta sebagai sahabat, ada cinta karena belas kasihan, demikian pula ada cinta suami isteri. Tentu saja, yang namanya cinta sejati tidak pernah dapat berbeda-beda. Yesus menunjuk cinta sejati itu seba­gai orang yang mengorbankan nyawaNya bagi yang dicintaiNya. Dan Yesus memberi teladan dengan hidupNya sendiri yang rela sengsa­ra, bahkan sampai wafat untuk kita semua yang dicintaiNya. Na­mun, perwujudan cinta sejati itu ternyata bisa beranekaragam. Kekhasan dari cinta suami isteri adalah adanya keterikatan isti­mewa yang membuat mereka dapat menyerahkan diri seutuhnya bagi pasangannya. Dalam hal ini kiranya cinta suami isteri dapat diseja­jarkan dengan cinta yang diwujudkan dalam suatu kaul biara atau janji seorang imam. Bedanya, kalau kaul biara atau janji seorang imam tertuju kepada Tuhan di dalam umatNya; dalam perkawinan cinta itu tertuju kepada Tuhan di dalam pasangannya. Yang mau dituju adalah membangun suasana saling mencintai sebagai suami/isteri. Maka, tidak hanya membabi buta dengan cintanya sendiri. “Pokoknya saya sudah mencintai”. Ini tidak cukup. Perjuangan seorang suami/isteri adalah di samping memelihara dan memperkembangkan cintanya, juga mengusahakan supaya pasangannya da­pat ikut mengembangkan cintanya sebagai suami/isteri.



g. PEMBANGUNAN KELUARGA 
Hidup dalam persekutuan sebagai suami-isteri mau tidak mau mewujudkan suatu keluarga. Harus siap untuk menerima kedatangan anak-anak, harus siap untuk tampil sebagai keluarga, baik di hadapan saudara-saudara, di hadapan orang tua maupun di hadapan masya­rakat pada umumnya. Maka, membangun hidup sebagai suami-isteri membawa juga kewajiban untuk mampu menghadapi siapapun sebagai satu kesatuan dengan pasangannya. Mampu bekerjasama menerima, meme­lihara dan mendewasakan anak, mampu bekerjasama menerima atau da­tang bertamu kepada keluarga-keluarga lain, mampu ikut serta mem­bangun Gereja. Semuanya dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan.

h. KESETIAAN YANG SEMPURNA 
Setia dalam hal apa? Empat hal yang sudah diuraikan di atas, yakni persekutuan hidup antara seorang pria dan seorang wanita, memelihara dan memperkembangkan persetujuan pribadi, membangun sa ling mencintai sebagai suami isteri, membangun hidup berkeluarga yang sehat. Tidak melaksanakan salah satunya berarti sudah tidak setia. Apalagi kalau kemudian mengalihkan perhatiannya kepada se­suatu yang lain: membangun persekutuan yang lain, membuat perse­tujuan pribadi yang lain, membangun hubungan saling mencintai sebagai suami isteri dengan orang lain, membangun suasana kekeluargaan dengan orang lain (juga saudara): Ini dosanya besar sekali. Satu pedoman untuk kesetiaan yang sempurna adalah Kristus sen­diri. Ia setia kepada tugas perutusanNya, Ia setia kepada Bapa­Nya, Ia setia kepada manusia, kendati manusia tidak setia kepadaNya.

i. TAK DAPAT DIPISAHKAN OLEH SIAPAPUN 
Persekutuan perkawinan terjadi oleh dua pihak, yakni oleh sua­mi dan isteri. Maka, tidak ada instansi atau siapapun yang akan dapat memutuskan persetujuan pribadi itu. Bahkan suami isteri itu sendiripun tidak dapat memutuskannya, sebab persekutuan itu dibangun atas dasar kehendak Tuhan sendiri. Dan Tuhanlah yang merestuinya. Maka, pemutusan persekutuan perkawinan bisa dipandang sebagai pemotongan kehidupan pribadi suami/isteri. Ini bisa be­rartipembunuhan, karena pribadi itu dihancurkan.

j. KECUALI OLEH KEMATIAN. 
Pengecualian ini didengar tidak enak. Namun, nyatanya, misteri kematian tidak terhindarkan. Karena kematian yang wajar, persetu­juan pribadi itu menjadi batal, karena pribadi yang satu sudah tidak mampu lagi secara manusiawi melaksanakan persetujuannya.


Cinta Kasih Adalah Landasan Hidup Bermasyarakat (Versi Agama Katolik)

TUGAS AGAMA KATHOLIK :

Cinta Kasih Adalah Landasan Hidup Bermasyarakat



Konsili Vatikan II dalam Nostra Aetate mengatakan demikian :
Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci di dalam agama-agama ini. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya.

Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan asas moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka.”
Dalam ajaran gereja Katolik kita diajarkan dengan dasar Cinta Kasih. Kita ditanamkan untuk saling mengasihi, menyanyangi, mencintai, saling tolong-menolong dengan antar umat beragama. Tidak hanya kita mencintai dan menyanyangi yang sama dengan agama yang kita anut. Tuhan menciptakan kita dengan kesempurnaan yang sudah direncanakan Tuhan dengan baik. Kita sebagai umatnya harus bisa menjaga apa yang sudah Tuhan ciptakan untuk kita syukuri. Tuhan mengajarkan kita untuk saling bersaudara baik yang kaya,miskin,berkulit hitam,berkulit putih,beda ras dan beda suku.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling mulia dibandingkan ciptaan Tuhan yang lainnya. Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan akal budi yang baik. Tuhan menciptakan manusia di Bumi tidak akan ada yang sama persis rupanya maupun sifatnya. Meskipun Tuhan menciptakan bayi kembar untuk lahir dibumi mungkin sekilas serupa namun mereka tetap memiliki perbedaan sifat tidak mungkin sama persis. Tuhan menciptakan manusia dengan memiliki keunikan tersendiri disetiap diri manusia. Dari perbedaan manusia tersebut pasti banyak sekali pemikiran berbeda-beda.
Seharusnya karena perbedaan yang tercipta kita bisa mempersambungkan dengan tali persaudaran. Karena kita merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian.KIta juga butuh masih membutuhkan orang lain untuk saling membantu. (Kejadian 2:18) "Tidak baik,kalau manusia itu seorang diri. Aku akan menjadi penolong baginya, yamg sepadan dengan dia".Manusia juga membutuhkan ketenangan dalam hidup (perdamaian) memungkinkan untuk mengembankan dirinnya untuk lebih manusiawi dalam menjalain dan menjaga persaudaraan yang sejati. Untuk mewujudkan perdamaian membutuhkan kesadaran dari diri manusia, pengakuan dan penghormatan terhadap martabat dan hak secara manusiawi.Dengan penghormatan martabat dan hak dasar orang lain merupakan dasar untuk mewujudkan persaudaraan sejati. setiap orang diciptakan menurut gambar/rupa/citra Allah sendiri dengan seperti itu kita dapat mewujudkan
“Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian  1: 27)  Karena ia diciptakan menurut citra Allah, maka manusia menduduki tempat khusus dalam ciptaan. Manusia yang adalah citra Allah itu adalah laki-laki dan perempuan, yang dari kodratnya dia diciptakan satu dalam jiwa-badan, dan Allah menjadikannya sahabat-Nya.
Manusia diciptakan oleh Allah dengan memiliki martabat yang pribadi. Dimana manusia bisa mampu mengenal dirinya sendiri,mengabdikan diri untuk kebebasan hidup dan hidup dalam kebersaman dengan orang lain.Dimana ini hanya dimiliki manusia hal ini tidak dapat diberikan oleh makhluk lain selain manusia.

Ajaran Gereja Katolik 

Gereja melanjutkan anjaran Yesus yaitu untuk damai namun tidak sebatas damai secara fisik melainkan secara batiniah dimana manusia mengupayakan untuk situasi dirinya dan lingkungan hidup secara damai dan sejahtera.Perdamaian tercipta bila adanya kesadaran diri manusia, mengutamakan kebersamaan, tidak egois.Mampu mengendalikan setiap nafsunya dan saling menghormati dengan semua orang dengan landasan hukum cinta kasih.Bila kita sudah mengerti Katolik yang sebenarnya kita mampu memperdalam iman kita dan kita mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan oleh Tuhan di kehidupan sehari-hari. Dengan seperti itu kita dapat membangun hubungan yang sangat harmonis baik dengan Tuhan,sesama,alam semesta dan diri kita sendiri.


Kisah nyata persaudaran sejati antar umat Katolik dengan umat Muslin yang berada di Somohitan Turi-Sleman.Banyak dareah yang di Indonesia mengalami benturan antar umat beragama bahwa umat Kristiani dan umat Muslim tidak dapat membangun hidup bersama. Pernyataan ini tidak benar di buktikan di daerah Somohitan Turi-Sleman yang mayoritas penduduknya beragama Kristiani namun umat Muslim mampu hidup bersama dengan perbedaan ini. Apa faktor yang menyebabkan kedua perbedaan keyakinan ini menjalin persaudaran yang sejati ?

1. Nilai budaya : kekuatan yang menyatukan umat beragama dalam membangun persaudaraan.
Hidup harmoni masyarakat Somohitan terpelihara oleh Pitutur Luhur (nasihat yang luhur) para sesepuh yang telah menjadi nilai-nilai adat dan budaya local (local wisdom). Melihat  kekayaan ini, maka Tokoh Gereja dan Kiyai, Ustad, Ulama, dan masyarakat adat membangun sebuah Balai Budaya sebagai pusat interaksi.
2. Kemauan bersama untuk membangun persaudaraan
Gereja adalah miliki dan bagian dari masyarakat, masyarakat adalah miliki dan bagian dari Gereja”, atau secara filosofis dikatakan, “Aku adalah engkau, engkau adalah aku”.  Atas dasar paham inilah umat katolik membuka diri, keluar  dan menyatu dengan suka-duka kehidupan masyakarakat sekitarnya. Dengan seperti ini kita mampu mengembangkan kerja sama dengan masyarakat yang lain seperti kita bercocok tanam, kerjasama untuk memajukan peternakan seperti ini kita mampu bersama-sama memajukan tingkat ekonomi didesa tersebut.Semua warga baik umat Muslim dan umat Katolik mampu hidup dengan harmonis dan sejahtera karena kita mengalami komunikasi setiap hari dan membuat kita tidak terjadinya salah paham.
3.Membangun persaudaran dalam semangat gotong-royong 
Peristiwa lain adalah penanganan bencana alam bersama yang dilakukan oleh orang muda Katolik dan Orang Muda Islam. Pada waktu gempa bumi tahun 2006 orang muda Katolik dan Islam mendirikan posko bersama untuk membantu korban gempa. Gerakan bersama ini adalah gerakan kemanusiaan. Dalam peristiwa bencana alam seperti itu orang tidak melihat kami dari mana, beragama apa, tetapi siapa saja dapat tergerak oleh belas kasihan untuk membantu mereka yang menderita.Pengalaman ini semakin meningkatkan kerukunan beragama dan keharmonisan hidup bersama.

Makalah tentang Object Oriented Database (OODB)


Makalah tentang Object Oriented Database (OODB)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Object Oriented Database (OODB) adalah sebuah model basis data yang informasinya direpresentasikan dalam bentuk objek, seperti yang digunakan pada pemograman berorientasi objek. OODB direkomendasikan ketika ada kebutuhan bisnis untuk memproses data yang kompleks.Sesuai dengan namanya, OODB adalah gabungan kemampuan basis data yang dikombinasikan dengan bahasa pemograman berorientasi objek. Lebih lanjut, OODB ini tidak hanya menjadi jenis baru dari basis data, tapi juga menghasilkan sistem manajemen basis data  yang dinamakan Object Database Management System (ODBMS).
Data warehouse adalah suatu konsep dan kombinasi teknologi yang memfasilitasi organisasi untuk mengelola dan memelihara data historis yang diperoleh dari sistem atau aplikasi operasional.  Pemakaian teknologi data warehouse hampir dibutuhkan oleh semua organisasi. Data warehouse memungkinkan integrasi berbagai macam jenis data dari berbagai macam aplikasi atau sistem.
Multidimensional database dapat menyimpan data lebih dari dua dimensi data. Model ini memiliki data warehouse dan juga dikenal dengan sebutan hypercube. Multidimensional database dapat menggabungkan data jauh lebih cepat dibandingkan dengan relational database. 

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan Materi-Materi Pengantar Teknologi informasi (OODB) yaitu :
Apa saja contoh-contoh aplikasi OODB ?
Apa yang dimaksud dengan Sistem Berorientasi Objek ?
Apa saja karakteristik dari sistem berorientasi objek ?
Bagaimana Metodologi berorientasi objek ?
Kenapa menggunakan OODB ?
Apa itu Database Multidimensional ?
Apa itu Data Warehouse ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk tugas dari mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi  dan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat makalah serta meningkatkan kemampuan mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 OODB (Object Oriented Database)
2.1.1 Pengertian OODB 
Object Oriented Database atau object database adalah sebuah model basis data yang informasinya direpresentasikan dalam bentuk objek, seperti yang digunakan pada pemograman berorientasi objek. OODB direkomendasikan ketika ada kebutuhan bisnis untuk memproses data yang kompleks.Sesuai dengan namanya, OODB adalah gabungan kemampuan basis data yang dikombinasikan dengan bahasa pemograman berorientasi objek. Lebih lanjut, OODB ini tidak hanya menjadi jenis baru dari basis data, tapi juga menghasilkan sistem manajemen basis data  yang dinamakan Object Database Management System (ODBMS). Kemampuan yang dimiliki oleh bahasa pemograman berorientasi objek antara lain: tipe data abstrak, inheritance (pewarisan), dan identitas objek. Jika dikombinasikan dengan basis data, akan menjadi OODB yang: persisten, mendukung adanya transaksi, query yang simple untuk data yang besar, akses dan control yang konkuren, keamanan, dan data recovery. Beberapa basis data berorientasi objek didesain agar bisa bekerja dengan baik dengan bahasa pemograman tertentu seperti Phyton, Perl, Java, C#, Visual Basic .NET, Objective-C, dan Smalltalk.

2.1.2 Sejarah singkat OODB
Istilah OODB pertama kali muncul pada tahun 1985. Proyek-proyek yang terkenal dari perkembangan OODB ini antara lain:         
1. Encore-Ob/Server (Brown University)
2. EXODUS (University of Wisconsin-Madison)
3. IRIS (HP)
4. ODE (Bell Labs)
5. ORION (Microelectronic and Computer Technology Corporation)
Produk komersial awal yang memakai konsep OODB ini adalah Gemstone, Gbase, dan Vbase. Pada awal sampai pertengahan tahun 1990-an, berkembang produk komersial lain dan produk-produk baru lainnya terus berkembang menggunakan OODB ini.Untuk ODBMS sendiri, konsep yang ditekankan adalah persistensi yang dimiliki oleh bahasa pemograman objek. Produk komersial awalnya diintegrasikan dengan bahasa yang bermacam-macam seperti GemStone memakai bahasa Smalltalk, Gbase yang menggunakan LISP, Vbase menggunakan COP, dan lain sebagainya. Di tahun 1990-am, C++, Java, dan C# mendominasi pasaran ODBMS.
Mulai tahun 2004, OODB bisa berkembang dengan sangat pesat ketika ada sistem open source OODB muncul dan secara umum mudah untuk digunakan.
2.1.3 Alasan menggunakan OODB 
Dilihat dari sisi industri, OODB memberikan pelayanan integrasi data dan data sharing. OODB adalah kombinasi terintegrasi yang baik dari operating sistem, basis data, bahasa pemograman, spreadsheets, word-processor, dan expert system (intelegensi buatan).
OODB memungkinkan Referential Sharing, yaitu aplikasi, produk,atau objek yang berbagai macam yang bisa dibagi menjadi sub-object. Referential sharing inilah yang mendukung diterapkannya identitas objek dan pewarisan.

2.2 Contoh - Contoh Aplikasi OODB 
Contoh aplikasi yang sesuai dengan OODB, yaitu : multimedia database, groupware database, computer-aided design database, dan hypertext database. 
Database multimedia merupakan perluasan kemampuan basis data yang dapat menyimpan data tidak hanya text akan tetapi dapat berupa suara, gambar, animasi maupun data multimedia lainnya. Database Multimedia sendiri terdiri dari dua type, yaitu static dan dynamic media.
o Static media : Text, Graphic, Image.
o Dynamic media : Animation, Music, Video, Audio.

Groupware (juga disebut sebagai Collaborative software) adalah perangkat lunak komputer yang dirancang untuk membantu orang yang terlibat dalam suatu tugas bersama agar mencapai tujuannya. Groupware mewakili software yang membantu kelompok kerja/kolega terhubung ke jaringan komunikasi untuk mengelola aktifitas mereka. Groupware dapat diklasifikasi dalam beberapa cara, salah satunya adalah dimana dan kapan seseorang peserta mengikuti kerja kelompok. Groupware dapat dijalankan dalam waktu yang berbeda. Contoh dari aplikasi basis web jenis ini adalah e-mail, forum diskusi ataupun jenis shared editing. 

Computer Aided Design adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi.

Hypertext adalah text yang berhubungan dengan dokumen lain atau teks yang nge-link ke informasi lain. Pada link dalam dokumen hypertext apabila di klik, maka dapat dengan cepat menuju/ melompat ke konten yang berbeda. Walaupun hypertext biasanya berkaitan dengan halaman Web, tetapi teknologi sudah ada sejak tahun 1960-an. Software program yang mencakup ensiklopedia dan kamus telah lama dalam definisi mereka istilah hypertext telah digunakan mereka dan mempunyai arti pembaca dapat dengan cepat mengetahui lebih lanjut tentang topik atau kata-kata tertentu. Web merupakan hypertext karena hampir di setiap halaman termasuk link ke halaman lain dan teks dan gambar dapat digunakan sebagai link ke konten yang lain.

2.3 Sistem Berorientasi objek
2.3.1    Pengertian Sistem Berorientasi objek
Objek adalah kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas dan mempunyai nilai tertentu yang membedakan entitas tersebut. Pemograman berorientasi objek ( OOP ) merupakan paradigma pemprograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas – kelas atau objek – objek. Sebuah sistem yng dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus ( dienkapsulasi ) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem tersebu mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya dan dapat berinteraksi satu sama lainnya.
2.3.2 Model Berorientasi Objek
Sebuah model objek menangkap struktur statis dari sistem dengan menggambarkan objek dalam sistem, hubungan antara objek, serta atribut dan operasi yang merupakan karakteristik setiap kelas dan objek.
Model Berorientasi objek lebih mendekati keadaan nyata, dan dilengkapi dengan penyajian grafis dari sistem yang sangat bermanfaat untuk komunikasi dengan user dan pembuatan dokumentasi struktur dari sistem.
o Objek
Didefinisikan sebagai konsep, abstraksi atau benda dengan batasan dan arti untuk suatu masalah. Semua objek mempunyai identitas yang berbeda dengan lainnya. Kadang – kadang objek berarti suatu barang, maka digunakan istilah object instance, dan object class untuk menunjukkan suatu grup dari barang yang sama.

o Kelas
Suatu object class menggambarkan kumpulan dari objek yang mempunyai sifat ( atribut ) perilaku umum ( operasi ) relasi umum dengan objek lain dan semantik umum dengan objek lain dan semantik umum. Objek dan object class sering sama sebagai benda dalam deskripsi masalah.

2.3.3 Karakteristik Sistem Berorientasi Objek
Karakteristik atau sifat – sifat yang dipunyai sebuah sistem berorientasi objek adalah :
1.      Abstraksi
Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek – aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.
2.      Enkapsulasi
Pembungkusan atribut data dan layanan ( operasi - operasi ) yang dipunyai objek. Untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerjanya.
3.      Pewarisan ( Inheritance)
Mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya.
4.      Reusability
Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk permasalahan pada permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut.
5.      Generalisasi dan Spesialisasi
Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang khusus.
6.      Komunikasi antar objek
Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan yang dikirim dan satu objek ke objek lainnya.
7.      Polymorphism
Kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama sehingga menghemat baris program.

2.4 Metodologi Berorientasi Objek
2.4.1    Pengertian Metodologi Berorientasi Objek
Pembahasan kali ini adalah mengenai Metodologi Berorientasi Objek (MBO) atau sering disebut juga Unified modeling language (UML).
MBO/UML adalah sebuah bahasayang telah menjadi standar dalam indusri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan system perangkat lunak. Sampai saat ini dikenal dua pendekatan utama dalam pengembangan system dengan metode berarah ke objek yaitu :
1.      Pendekatan langsung
Pendekatan langsung adalah suatu pendekatan perancangan system dalam metode objek dimana mendesain system langsung mendesain objek-objek yang diperlukan system. Kelemahan dari system ini adalah karena seorang pendesain diberi kebebasan dalam membuat objek sehingga untuk menghasilkan objek yang benar-benar baik maka diperlukan pengulangan proses untuk perbaikan objek.

2.      Pendekatan sintesis
Pendekatan sintesis adalah suatu pendekatan dalam perancangan system dengan metode berarah objek dimana objek-objek yang dihasilkan diperoleh dari penerapan metode structural. Kelemahan dari system ini adalah seorang pendesain melakukan tahapan kerja lebih yaitu merancang system secara structural terlebih dahulu kemudian mentransfernya kedalam bentuk objek.

2.4.2 Karakteristik Metodologi Berorientasi Objek
Karakteristik Metodologi Berorientasi Objek - Terdapat 3 karakteristik utama dalam metodologi pengembang sistem berorientasi objek , yakni :
1. Polymorphism
Bisa disebut dengan polimorfisme adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa sesuatu yang sama bisa memiliki bentuk dan perilaku yang berbeda. Intinya polimorfisme ini operasi yang sama mungkin memiliki perbedaan dalam kelas yang berbeda.
2. Encapsulation
Bisa disebut sebagai pengkapsulan yang merupakan suatu dasar pembatasan ruang lingkup program terhadap data yang diproses sehingga data atau metode yang sudah dibatasi tidak dapat diakses dari luar sehingga data atau metode itu akan terlindungi
3. Inheritance
Disebut dengan pewarisan merupakan teknik yang mengemukakan bahwa anak dari objek akan mewarisi data atau atribut dari induknya secara langsung.

2.5 Multidimensional Database
Multidimensional database dapat menyimpan data lebih dari dua dimensi data. Model ini memiliki data warehouse dan juga dikenal dengan sebutan hypercube. Multidimensional database dapat menggabungkan data jauh lebih cepat dibandingkan dengan relational database. Model ini juga memudahkan dalam menyusun laporan pendukung pengambilan keputusan. 



2.6 Data Warehouse
2.6.1 Pengertian Data Warehouse
Data warehouse adalah suatu konsep dan kombinasi teknologi yang memfasilitasi organisasi untuk mengelola dan memelihara data historis yang diperoleh dari sistem atau aplikasi operasional.  Pemakaian teknologi data warehouse hampir dibutuhkan oleh semua organisasi, tidak terkecuali Perpustakaan. Data warehouse memungkinkan integrasi berbagai macam jenis data dari berbagai macam aplikasi atau sistem. Hal ini menjamin mekanisme akses “satu pintu bagi manajemen untuk memperoleh informasi, dan menganalisisnya untuk pengambilan keputusan”.
Beberapa konsep dasar tentang data warehouse :
Data warehouse adalah data-data yang berorientasi subjek, terintegrasi, memiliki dimensi waktu, serta merupakan koleksi tetap (non-volatile), yang digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh para manajer di setiap jenjang (namun terutama pada jenjang manajerial yang memiliki peringkat tinggi).
Data warehouse adalah suatu paradigma baru dilingkungan pengambilan keputusan strategik. Data warehouse bukan suatu produk tetapi suatu lingkungan dimana user dapat menemukan informasi strategis. Data warehouse adalah kumpulan data-data logik yang terpisah dengan database operasional dan merupakan suatu ringkasan.
Data warehouse adalah data yang diperoleh dari proses dimana organisasi mengekstraksi makna dari aset infromasi yang mereka miliki. Data warehouse adalah inovasi baru dalam hal teknologi informasi. Sejak dimulai sekitar 15 tahun lalu, konsep data warehouse ini berkembang secara cepat sehingga saat ni konsep data warehouse ini adalah konsep yang paling banyak dibicarakan oleh para ahli di bidang tekhnologi informasi.
Data Warehouse adalah Pusat repositori informasi yang mampu memberikan database berorientasi subyek untuk informasi yang bersifat historis yang mendukung DSS (Decision Suport System) dan EIS (Executive Information System).
Salinan dari transaksi data yang terstruktur secara spesifik pada query dan analisa.
Salinan dari transaksi data yang terstruktur spesifik untuk querydan laporan.

2.6.2 Karakteristik Data Warehouse
1. Berorientasi Subjek.
Data warehouse terorganisasi di seputar subjek kunci (atau entitas-entitas peringkat tinggi) dalam perusahaan, Data warehouse adalah tempat penyimpanan berdasakan subyek bukan berdasakan aplikasi. Subyek merupakan bagian dari suatu perusahaan. Contoh subyek pada perusahaan manufaktur adalah penjualan, konsumen, inventori, daln lain sebagainya.
Contoh lain misalnya di bank, aplikasi kredit mengotomasi fungsi-fungsi: verifikasi lamaran dan credit checking, pemeriksaan kolateral, approval, pendanaan, tagihan, dan seterusnya. Didalam data warehouse data-data yang dihasilkan dari proses kredit ini, diatur kembali (dikelompokkan) dan diintegrasikan (digabung) dengan data-data dari fungsi-fungsi lain, agar berorientasi pada misalnya nasabah dan produk.

2. Terintegrasi
Data yang tersimpan dalam data warehouse didefinisikan menggunakan konversi penamaan yang konsisten, format-format, struktur terkodekan, serta karakteristik-karakteristik yang berhubungan, Sumber data yang ada dalam data warehouse tidak hanya berasal dari database operasional (internal source) tetapi juga berasal dari data diluar sistem (external source). Data pada sumber berbeda dapat di-encode dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, data jenis kelamin dapat di-enkode sebagai 0 dan 1 di satu tempat dan ”m” dan ”f” di tempat lain.

3. Memiliki dimensi waktu (Time variant)
Data yang tersimpan dalam data warehouse mengandung dimensi waktu yang mungkin digunakan sebagai rekaman bisnis untuk tiap waktu tertentu, Data warehouse menyimpan sejarah (historical data). Bandingkan dengan kebutuhan sistem operasional yang hampir semuanya adalah data mutakhir! Waktu merupakan tipe atau bagian data yang sangat penting didalam data warehouse.
Didalam data warehouse sering disimpan macam-macam waktu, seperti waktu suatu transaksi terjadi/dirubah/dibatalkan, kapan efektifnya, kapan masuk ke komputer, kapan masuk ke data warehouse; juga hampir selalu disimpan versinya, misalnya terjadi perubahan definisi kode pos, maka yang lama dan yang baru ada semua didalam data warehouse kita. Sekali lagi, data warehouse yang bagus adalah yang menyimpan sejarah.

4. Non-volatile
Data yang tersimpan dalam data warehouse diambil dari system operasional yang sedang berjalan, tetapi tidak dapat diperbaharui (di-update) oleh pengguna (bersifat ‘hanya-baca), Sekali masuk kedalam data warehouse, data-data, terutama data tipe transaksi, tidak akan pernah di update atau dihapus (delete) Terlihat, bahwa keempat karakteristik ini saling terkait kesemuanya harus diimplementasikan agar suatu data warehouse bisa efektif memiliki data untuk mendukung pengambilan-keputusan. Dan, implementasi keempat karakteristik ini membutuhkan struktur data dari data warehouse yang berbeda dengan database sistem operasional.


5. Ringkas
Jika diperlukan, data operasional dikumpulkan ke dalam ringkasan-ringkasan

6. Granularity
Pada sistem operasional data dibuat secara real-time sehingga untuk mendapatkan informasi langsung dilakukan proses query. Pada data warehouse pada menganalisis harus memperhatikan level-of-detail misalkan perhari, ringkasan perbulan, ringkasan per-tiga-bulan.

7. Tidak ternormalisasi
Data di dalam sebuah data warehouse biasanya tidak ternormalisasi dan sangat redundan.
Dasar dari suatu data warehouse adalah suatu data yang besar yang mengandung informasi bisnis. Data-data yang ada di dalam data warehouse bisa berasal dari banyak sumber, misalkan dari database operasional atau transaksional dan sumber dari luar misalkan dari web, penyedia jasa informasi, dari perusahaan lain, dan lain sebagainya.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Object Oriented Database (OODB) adalah database yang menganut sebuah model dengan informasi yang direpresentasikan oleh objek. Model ini berusaha menjawab kesulitan RDBMS (Relational Database Management Systems) untuk mengatasi tipe data yang kompleks seperti file citra, file gambar, dan file audio-video. Contoh aplikasi yang sesuai dengan OODB, yaitu : multimedia database, groupware database, computer-aided design database, dan hypertext database. 
Data warehouse adalah suatu konsep dan kombinasi teknologi yang memfasilitasi organisasi untuk mengelola dan memelihara data historis yang diperoleh dari sistem atau aplikasi operasional.  Pemakaian teknologi data warehouse hampir dibutuhkan oleh semua organisasi. Data warehouse memungkinkan integrasi berbagai macam jenis data dari berbagai macam aplikasi atau sistem. Hal ini menjamin mekanisme akses “satu pintu bagi manajemen untuk memperoleh informasi, dan menganalisisnya untuk pengambilan keputusan”.
Multidimensional database dapat menyimpan data lebih dari dua dimensi data. Model ini memiliki data warehouse dan juga dikenal dengan sebutan hypercube. Multidimensional database dapat menggabungkan data jauh lebih cepat dibandingkan dengan relational database. Model ini juga memudahkan dalam menyusun laporan pendukung pengambilan keputusan. 



Daftar Pustaka
Sumber Internet :
https://opistation.wordpress.com/2013/10/15/karakteristik-data-warehouse/
https://opistation.wordpress.com/2013/10/15/pengertian-data-warehouse/
http://www.pendidikanku.org/2016/08/pengertian-dan-karakteristik-metodologi.html
http://ammidiana.blogspot.co.id/2011/11/sistem-berorientasi-objek.html
http://www.jelajahinternet.com/2014/10/karakteristik-metodologi-berorientasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/CAD
https://makalahimakom.wordpress.com/groupware-perangkat-kelompok/
https://rissaurus.wordpress.com/2013/05/02/makalah-multimedia-database/
https://pasukansedekah.wordpress.com/2014/03/14/pengertian-dan-definisi-text-dan-hypertext/
http://www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-hypertext.html


Makalah tentang Konsep Dasar Sistem Informasi


Makalah tentang Konsep Dasar Sistem Informasi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di dalam suatu organisasi, bisnis, dan industri sangatlah memerlukan yang namanya informasi yang cepat, tepat dan relevan. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan haruslah menggunakan sistem informasi. Sistem dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut dan kapan saja digunakan.
Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengelola dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau dengan sistem lainnya.
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang ada didalam sutu orgamnisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur, pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan juga terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dalam menyediakan suatu informasi untuk mengambil keputusan.
Manajemen adalah adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui atau menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Konsep Dasar Sistem Informasi.
Memberikan secara umum pengertian dari Konsep Dasar Sistem Informasi,
Dan sebagai tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu komponen masukan (input), komponen model, komponen keluaran (output), komponen teknologi, komponen basis data dan komponen kontrol atau pengendalian.
Sebagai suatu sistem, ke enam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak dapat melaksanakan fungsinya.
Berikut adalah penjelasan dari komponen sistem informasi, yaitu :
1. Komponen Masukan (input)
Input merupakan data yang masuk kedalam sistem informasi. Komponen ini perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi.
2. Komponen Model
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil dari basis data yang diolah lewat suatu model- model tertentu.
3. Komponen Keluaran (output)
Produk dari sistem informasi adalah Output berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya. Output merupakan komponen yang harus ada di sistem informasi.
4. Komponen Teknologi
Teknologi merupakan komponen sistem yang penting di sistem informasi. Tanpa adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi tepat pada waktunya.
5. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer, dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi.
6. Komponen Kontrol atau Pengendalian
Komponen kontrol merupakan komponen yang penting dan harus ada di sistem informasi. Komponen kontrol ini digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang kuat.
Sebagai suatu sistem, keenam komponen tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.


2.2   Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.
2.2.1 Sistem Informasi Manajemen Berdasarkan Kegiatan Manajemen
Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional. Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan.
Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen. Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dna mengalokasi sumber daya.
Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bisa diadakan.
Sistem Informasi Manajemen Berdasarkan Fungsi Organisasi. Sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi untuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya,walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.
2.2.2 Peran Sistem Informasi Manajemen Dalam Sebuah Perusahaan
Semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan memerlukan informasi. Demikian pula sebaliknya, semua kegiatan menghasilkan informasi, baik yang berguna bagi perusahaan yang melaksanakan kegiatan tersebut maupun bagi perusahaan lain diluar perusahaan yang bersangkutan, oleh sebab informasi berguna untuk semua macam dan bentuk kegiatan dalam perusahaan. Apabila sistem informasi manajemen dirancang dan dilaksanakan dengan baik, maka akan banyak manfaat yang bisa diperoleh manajemen perusahaan, yaitu mempermudah manajemen dan membantu serta menunjang proses pengambilan keputusan manajemen. Karena sistem informasi manajemen menyediakan informasi bagai manajemen perusahaan dimana sistem informasi manajemen tersebut dilaksanakan.
 Sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan informasi memegang peranan penting. Pentingnya peranan informasi bagi pemimpin adalah untuk mengambil keputusan sebagai dasar tindakan di masa mendatang. Suatu keputusan yang dihasilkan dengan tidak berdasarkan pada penggunaan informasi yang tepat akan berakibat pada pengambilan keputusan yang cukup fatal dan tidak dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan.Manajemen menggunakan informasi untuk dua tujuan yaitu perencanaan dan pengawasan. Perencanaan terjadi sebelum pelaksanaan aktivitas organisasi. Tujuan yang ditentukan oleh proses perencanaan harus dicapai dengan aktivitas itu. Meskipun perencanaan meliputi semua tingkat organisasi, tetapi kebanyakan terjadi pada tingkat keputusan strategis dan taktis. Perencanaan banyak bergantung pada peramalan dan informasi dari luar.
Pengendalian merupakan hal membandingkan hasil aktual dengan rencana yang ditentukan pada proses perencanaan. Demikian pentingnya peranan sistem informasi manajemen dalam usaha pencapaian tujuan, sehingga jelaslah bahwa penggunaan dari sistem informasi manajemennya harus dikaitkan dengan usaha-usaha modernisasi, sedang proses modernisasi hanya dapat terjadi bila ditarik manfaatnya dari kemajuan yang telah dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam manfaat dan peranan sistem informasi manajemen seorang pemimpin dapat mengikut sertakan orang lain dalam arti memikirikan masalah bersama-sama dan bersama pula bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan perusahaan.   
Hampir di seluruh sektor bisnis di dunia ini menggunakan sistem informasi di perusahaan mereka. Bukan hanya itu, mereka pun selalu berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menggembangkan sistem informasi yang digunakan di perusahaan mereka. Hal tersebut disebabkan karena sistem informasi memegang peranan yang cukup penting dalam bisnis mereka. Adapun peranan dan fungsi utama dari sistem informasi adalah :
Mendukung Operasi Bisnis
Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting.
Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial.
Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
Mendukung Keunggulan Strategis.
Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis  perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar.
Penjelasan lebih mendalam mengenai fungsi utama sistem informasi dalam suatu organisasi akan dijelaskan pada bagian klasifikasi sistem informasi di bawah ini:
Klasifikasi Sistem Informasi Pada prakteknya, berbagai peranan tersebut diintegrasi menjadi suatu gabungan atau fungsi-silang (cross-functional) sistem informasi yang menjalankan berbagai fungsi, seperti :
2.2.3 Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
Sistem informasi operasi bisnis memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam kegiatan usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.
Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh SIM.
Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis dibuat oleh komputer.
Office Automation Systems
Office automation systems (OAS) mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA) adalah word processing, surat elektronik (electronicmail),teleconferencing, dan lain-lain.
2.2.4 Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen
Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM adalah meniadakan pengembangan yang tidak efisien dan penggunaan komputer yang tidak efektif. Konsep SIM sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:
Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi manajerial end users untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction processing systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi (1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dariinformation reporting systems dan transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara interaktif untuk peramalan penjualan atau keuntungan.
Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas. Jadi EIS harus mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’brien, 2000).





2.3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
1) Metode System Development Life Cycle (SDLC)
Metode ini adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan makanya disebut dengan metode tradisional. Metode ini adalah tahap-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan pemrogram dalam membangun sistem informasi.
Adapun tahap-tahap tersebut yaitu:
1.   Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi.
Tahap ini akan ditentukan ruang lingkup proyek bagi semua pemakai sistem informasi dan berbagai tingkat pertanggungjawaban, meneliti masalah dan berbagai kemungkinan adanya kendala, menentukan sasaran proyek dan menentukan solusinya.
Hasil dari survei adalah laporan kelayakan studi berisi temuan-temuan, rekomendasi, pertimbangan biaya dan manfaat. Temuan ini harus diketahui oleh komite pengawas.
2.   Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan       
Mempelajari sistem yang sedang berjalan, mengetahui sebab dan kendala yang dihadapi. Hasil dari tahap ini adalah laporan yang mengungkapkan adanya berbagai permasalahan (problem statement).
3.   Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
Hal terpenting dari sistem informasi adalah terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari para pemakai sistem (pemakai sistem dilibatkan). Hasil dari tahap ini adalah laporan permintaan dari pemakai sistem informasi yang akan dijadikan dasar untuk pembuatan keputusan.
4.   Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
Dari berbagai solusi maka solusi dan pemecahan masalah terbaiklah yang akan dipilih yaitu berdasarkan hasil analisis permintaan pemakaian.
5.   Menentukan perangkat keras dan perangkat lunak komputer
Setelah proposal pengembangan sistem informasi disetujui maka ditentukan hardware dan software yang akan digunakan dan bagaimana cara mendapatkannya.
6.   Merancang sistem informasi baru
Kegiatan perancangan sistem informasi baru umumnya meliputi: input, proses, output, bahan yang digunakan, metode dan prosedur serta pengendalian intern.
7.   Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
Hasil penyusunan sistem informasi adalah sebuah software komputer yang siap pakai digunakan sesuai dengan kebutuhan users, selanjutnya analis harus memperkenalkan paket sistem informasi tersebut untuk dioperasikan (pelatihan users dll).
8.   Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru
Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada kesalahan atau kegagalan yang timbul dalam penggunaan sistem informasi.
Kelebihan dan Kekurangan
1.        Kelebihan
Mudah diaplikasikan.
Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
2.        Kekurangan
Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.

2) Model ‘Air Terjun’ (Waterfall)
Sering juga disebut model Sequential Linier. Metode pengembangan sistem yang paling tua dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan Spesifikasi yang tidak berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat Lunak secara sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung.
Tahap-tahap metode waterfall :
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Pengumpulan kebutuhan untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak sehingga dapat dipahami kebutuhan dari user.
2. Desain
Desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antar muka dan prosedur pengkodean.
3. Pembuatan Kode Program
Hasil tahap ini adalahprogram komputer sesuari dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak dari segi logik dan fungsional serta memastikan bahwa semua bagian sudah diuji sehingga keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pendukung atau Pemeliharaan
Dikarenakan adanya perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan dapat terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian.

Keunggulan dan Kelemahan Metode Waterfall
Metode pengembangan waterfall mempunyai keunggulan dalam membangun dan mengembangkan suatu sistem, antara lain:
i. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
ii. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
Dalam proses membangun dan mengembangkan suatu sistem, metode waterfall mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
i. Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk..
ii. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.
iii. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.

3) Model Prototyping
Prototyping adalah proses iteratif dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.

Tahapan-tahapan Model Prototyping : 
1.       Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.       Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3.       Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
4.       Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5.       Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6.       Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
7.       Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Kelebihan dan Kekurangan
1.       Kelebihan
Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
Digunakan untuk memperluas SDLC.
2.       Kekurangan
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksibel dalam mengahdapi perubahan.
Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.

4) Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasiselain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapan-tahapan Model RAD
1.       Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi  seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di mana informasi digunakan,  siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan.
2.       Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..
3.       Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4.       Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu
5.       Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.

Kelebihan dan Kekurangan
1.       Kelebihan
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.


2.       Kekurangan
Tidak cocok untuk proyek skala besar
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini

5) Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Tahapan-tahapan Model Spiral
1.       Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
2.       Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
3.       Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
4.       Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut.
5.       Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai.
6.       Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.


Kelebihan dan Kekurangan
1.       Kelebihan
Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
2.       Kekurangan
Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute

6) Object Oriented Technology
            Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah Objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology :
Pada Object Oriented Technology ada beberapa metode yang digunakan dlam pengembagan sistem. Salah satu yang terkenal adalah OMT (Object Modelling Technique) yang diciptakan oleh Rambough. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam OMT ini adalah:
o Model Objek
o Model Dinamis
o Model Fungsional
Dalam pengembangan sistem berbasis objek diperlukan tahapan proses analisis yang akan dilanjutkan dengan tahapan desain/perancangan sistem.

Keunggulan dan Kelemahan Object Oriented Technology
a. Keunggulan OMT
1. Uniformity
Pengembang cukup menggunakan satu metodelogi dari tahap analisis hingga perancangan. Dengan adanya perkembangan ke arah aplikasi GUI (Graphical User Interface) , OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.
2. Understandability
Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.
3. Stability
Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn sesungguhnya dilapangan.
4. Reusability
Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu pengembangan perangkat lunak.
b. Kelemahan OMT
Metode berorientasi objek merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada standar yang diterima semua pihak dalam menentukan tool apa yang digunakan sebagai dasar analisi serat perancangan perangkat lunak.

7) Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.
Tahapan-Tahapan Model V
1.       Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak
2.       System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
3.       Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
4.       Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
5.       Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Kelebihan dan Kekurangan
1.       Kelebihan
i. V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan penguranganmethod dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan toolbaru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
ii. V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalamchange control board yang memproses semua change request terhadap V Model.
2.       Kekurangan
i. V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
ii. V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
Penggunaan
V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman. Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.

2.4 Klasifikasi Metodologi Pengembangan Sistem
Untuk melakukan suatu pengembangan sistem dibutuhkan suatu metodologi. Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Sedang metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Dalam pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini.
Dengan mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang diberikan oleh suatu metodologi, maka pengembangan sistem diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah ini dikenal dengan istilah algoritma (algorithm).
Pada pertengahan tahun 1960 sampai dengan tahun 1970 banyak dikembangkan sistem-sistem yang besar. Sistem-sistem yang dikembangkan ini banyak yang dipandang tidak efisien, kurang berhasil dan bahkan banyak yang gagal. Kegagalan-kegagalan ini disebabkan karena tidak tersedianya teknik pengembangan sistem yang baik. Baru pada awal-awal tahun 1970-an, mulai muncul metodologi-metodologi pengembangan sistem informasi yang cukup baik. Sejak  itu banyak usulan-usulan metodologi yang dibuat.
Sebagian besar dari metodologi yang dibuat dimaksudkan hanya untuk tahap disain sistem saja. Akan tetapi banyak juga yang dapat digunakan untuk tahap analisis sistem. Metodologi pengembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau diusulkan oleh para penulis buku, peneliti, system house, konsultan-konsultan atau oleh pabrik-pabrik perangkat lunak. Metodologi yang dibuat oleh system house dan pabrik-pabrik perangkat lunak umumnya tersedia sccara komersial dalam bentuk paket program. Metodologi ini diklasifikasikan sebagai prescriptive methodologies. Lebih lanjut klasifikasi dari metodologi yang ada dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu metodologi pemecahan fungsional (functional decomposition methodologies), metodologi orientasi-data (data-oriented methodologies) dan prescriptive methodologies.

1. Functional Decomposition Methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diterapkan. Yang termasuk ke dalam metodologi ini adalah : 
HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)
Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
Information Hiding

2. Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Metodologi ini dapat dikelompokkan kembali ke dalam dua kelas, yaitu:
Data-flow oriented methodologies
Metodologi ini secara umum didasarkan pada pemecahan dari sistem ke dalam modul-modul berdasarkan dari tipe elemen data dan tingkah laku logika modul tersebut ke dalam sistem. Dengan metodologi ini, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk ke dalam metodologi ini adalah:
SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
Composite Design
Structured System Analysis and Design (SSAD)
Data structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Struktur ini kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur dari sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem kemudian dijelaskan dari struktur sistemnya. Yang termasuk ke dalam metodologi ini adalah:
JSD (Jackson’s System Development)
W/ O (Warnier/ Orr)

3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:
1) ISDOS (Information System Design and Optimization System)
ISDOS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengautomatisasi proses pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai 2 komponen, yaitu PSL dan PSA.
PSL merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine-readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemograman prosedural. PSA merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictiortary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, yang disimpan, yang dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
PSA memanfaatkan DBMS untuk menyimpan data. PSA akan menganalisis PSL untuk kesalahan-kesalahan sintak dan akan menghasilkan sejumlah laporan-laporan, seperti data dictionary, function dictionary serta analisis dari hubungan-hubungan proses. Laporan dalam bentuk grafik juga dapat dihasilkan oleh PSA, seperti laporan yang menggambarkan hubungan dari proses termasuk apakah suatu proses merupakan bagian dari proses yang lain atau suatu proses mempunyai komponen proses-proses yang lain. PSA akan melakukan analisis jaringan untuk mengecek kelengkapan dari semua hubungan data dan proses-proses. PSA juga akan melakukan analisis dari hubungan ketergantungan waktu dari data dan analisis dari spesifikasi volume.

2) PLEXSYS
Kegunaan dari PLEXSYS adalah untuk melakukan transformasi suatu statement bahasa komputer tingkat tinggi ke suatu executable code untuk suatu konfigurasi perangkat keras yang diinginkan. PLEXSYS merupakan tambahan untuk ISDOS. Kalau ISDOS digunakan pada aspek penentuan kebutuhan, PLEXSYS digunakan pada aspek penghasil kode program secara automatis.

3) PRIDE
PRIDE ditawarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu M. Bryce & Associates. PRIDE merupakan suatu perangkat lunak terpadu yang baik untuk analisis/ disain sistem terstruktur, manajemen data, manajemen proyek dan pendokumentasian. PRIDE juga menyediakan alat CAD (Computer Aided Design) untuk pengembangan sistem.

4) SDM/70
SDM/70 (Systems Development Methodology/70) dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu Atlantic Software, Inc. SDM/70 merupakan suatu perangkat lunak berisi dengan kumpulan metode, estimasi, dokumentasi dan petunjuk administrasi guna membantu pemakai untuk mengembangkan dan merawat sistem yang efektif.

5) SPECTRUM
SPECTRUM merupakan metodologi pengembangan sistem yang dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu perusahaan di Amerika Serikat, yaitu SII (Spectrum lnternational Inc.). Perangkat lunak ini mempunyai beberapa versi untuk keperluan yang berbeda, semacam SPECTRUM-1 (untuk life cycle konvensional), SPECTRUM-2 (untuk sistem manajemen proyek terstruktur) dan SPECTRUM-3 (untuk online interactive estimator)

6) SRES dan SREM.
SRES (Software Requirement Engineering System) dikembangkan oleh TRW untuk SDS (Software Development Systems) dari angkatan udara Amerika Serikat (U.S Air Force). Di SRES, kebutuhan pemakai dinyatakan di RSL (Requirements Statement Language). Definisi RSL kemudian dapat dianalisis dengan menggunakan REVS (Requirements Engineering and Validation System). REVS juga digunakan untuk memelihara database. Metodologi yang mendasari perangkat lunak ini disebut dengan SREM (Software Requirement Engineering Methodology). Sistem ini pertama kali diterapkan di Texas Instruments Advanced Scientic Computer pada tahun 1976. SRES mempunuai beberapa konsep yang sama dengan ISDOS.
Beberapa Prescriptive Methodologies yang lainnya adalah: Chapin’s approach, DBO (Design By Objective), PAD (Program Analysis Diagram), HOS (Higher Order Software), MSR (Meta Stepwise Refinement) dan PDL (Program Design Language).



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu komponen masukan (input), komponen model, komponen keluaran (output), komponen teknologi, komponen basis data dan komponen kontrol atau pengendalian. Sebagai suatu sistem, ke enam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak dapat melaksanakan fungsinya.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.

3.2 Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun ke arah kebaikan demi kelancaran dan kesempurnaan penulisan ini.




Daftar Pustaka
Sumber Internet :
http://rio-8.blogspot.co.id/2014/10/konsep-dasar-informasi-sistem-informasi.html
http://blog-definisi.blogspot.co.id/2016/05/konsep-informasi-pengertian-sistem.html
http://iphenimnus.blogspot.co.id/2013/10/peranan-sistem-informasi-manajemen.html
http://iamreiken-hirameki2gind.blogspot.co.id/2013/10/peranan-sistem-informasi-manajemen.html
https://felix3utama.wordpress.com/tag/definisi-sistem-informasi-manajemen/
http://duniabaca.com/pengertian-dan-manfaat-sim-sistem-informasi-manajemen.html

Sumber Buku Referensi :
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.